Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memberikan peringatan keras terkait situasi kritis di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza. Fasilitas kesehatan utama ini hampir mengalami pemadaman listrik total, kekurangan makanan, dan air.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan "tembakan dan pengeboman terus-menerus" di daerah sekitar rumah sakit telah "memperburuk keadaan yang sudah kritis". Dia menyatakan Al-Shifa "tidak lagi berfungsi sebagai rumah sakit".
Dr. Marwan Abu Saada, kepala bagian bedah RS Al-Shifa, melaporkan bahwa tiga bayi prematur telah meninggal karena kekurangan pasokan listrik. Puluhan bayi baru lahir lainnya saat ini tidak menerima perawatan yang diperlukan, dan ia menyatakan kekhawatirannya bahwa nyawa mereka juga akan terancam.
Presiden Israel, Isaac Herzog, menuduh Hamas memiliki markas besar di bawah bangunan RS Al-Shifa. Namun, Dr. Marwan menyangkal tuduhan tersebut, menyebutnya sebagai "kebohongan besar", dan mengeluarkan "undangan terbuka" kepada pasukan Israel untuk memeriksa gedung tersebut secara langsung.
"Ini adalah undangan terbuka kepada komunitas internasional dan bahkan kepada Israel. Mereka berada di dekat rumah sakit Shifa. Mengapa tidak masuk ke Rumah Sakit Shifa dan melihatnya?
"Kami adalah warga sipil. Saya seorang dokter-ahli bedah. Kami memiliki staf medis, kami memiliki pasien, dan pengungsi. Tidak ada lagi," tegas Dr Marwan.
Kondisi RS Al-Shifa semakin memburuk karena kehabisan bahan bakar untuk menyalakan generator, hal ini mengakibatkan tidak berfungsinya inkubator dan alat kesehatan lain yang membutuhkan listrik.
Situasi ini menciptakan ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat Gaza, dan upaya internasional mendesak untuk menangani krisis ini segera. (Reuters)