"Usia 35 tahun maksimal untuk hamil karena pada dasarnya manusia dari lemah dikuatkan, dari kuat dilemahkan, dan puncaknya ada di umur 32 tahun, itu sudah mulai menua. Sejak usia 32 tahun sudah mulai keropos tulang-tulangnya" kata Hasto.
Hasto menekankan peran penting Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dalam mengedukasi masyarakat tentang percepatan penurunan stunting. Usia menikah ideal menurut BKKBN adalah 25 tahun untuk laki-laki dan 21 tahun untuk perempuan.
Gizi Ibu Hamil dan Balita
Hasto juga menekankan pentingnya asupan protein hewani untuk ibu hamil dan balita.
"Contohnya lele, karena lele lebih baik daripada daging lainnya, karena mengandung lemak yang mengandung DHA dan omega 3, dua kandungan yang membuat otak cerdas," ujarnya.
Hasto menjelaskan bahwa intervensi terhadap percepatan penurunan stunting dapat disederhanakan menjadi tiga pendekatan:
- Makanan: Meningkatkan asupan gizi ibu hamil dan balita, terutama protein hewani.
- Ukuran ideal badan: Menjaga berat badan ideal ibu hamil dan balita.
- Kondisi: Memperbaiki lingkungan, sanitasi, jamban, dan rumah.
Hasto juga mengingatkan agar ibu hamil yang kekurangan darah rutin meminum tablet tambah darah.
"Apabila ibu hamil kekurangan darah, maka harus minum tablet tambah darah, tetapi jangan pakai air teh, karena air teh dapat mengurangi penyerapan tablet tambah darah," tuturnya.
Hasto mengapresiasi capaian prevalensi stunting 21,6 persen pada tahun 2022. Menurutnya, kader PPKBD dan sub-PPKBD merupakan tulang punggung dalam menciptakan perubahan sosial yang signifikan dalam upaya penurunan stunting.